Hidup adalah pilihan! Ketika kita tepat, maka perjalanan kita menuju kebahagiaan mendatangkan sukacita. Namun, seringkali sebuah pilihan yang tepat, diperanguhi oleh dengan siapa kita berteman atau bagaimana lingkungan pergaulan kita. Tapi apapun pilihan seseorang, dia sudah memilih dan dia sendiri harus bertanggungjawab atas keputusannya.
Melalui isi kesaksian Mazmur 1 : 1-6. Penulis Kitab Mazmurmemberikan pelajaran bagaimana sesungguhnya umat Tuhan harus memaknai kehidupan pemberian Tuhan. Ia berkata, berbahagialah orang “yang kesukaannya ialah Taurat Tuhan”, dan yang merenungkan taurat itu siang dan malam”. Orang-orang kesukaannya ialah Taurat Tuhan, cirri hidupnya selalu dengan sukacita menjadikan kehendak Tuhan sebagai pedoman hidup. Dengan sunggu-sungguh berjuang menyesuaikan hidupnya dengan kehendak Tuhan. Mereka menganggap Taurat Tuhan (keseluruhan pernyataan kehendak Tuhan yang tertulis di dalam Kitab Suci) sebagai harta yang tak ternilai harganya. Sehingga “merenungkan taurat itu siang dan malam”. kelompok umat seperti itu, ‘seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya dan yang tidak layu daunnya, apa saja yang dibuatnya berhasil’. Tidak demikian orang fasik. “Jalan orang fasuk menuju kebinasaan. “Karena itu, isi kesaksian kitab Mazmur diawali dengan sebuah nasihat.; “Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh”. Orang fasik adalah orang-orang yang seharusnya setia berbakti dan menyembah kepada Tuhan, tapi melakukan perbuatan yang bertentangan dan melanggar norma kebenaran yang mengatur persekutuan. Mereka tahu “apa yang benar”, tapi menjalani hidup yang menyimpang dari firman Tuhan, Perilaku orang fasik ini, disejajarkan dengan “orang berdosa” dan “pencemooh”. Orang berdosa adalah orang yang mentimpang dari kebenaran Firman Tuhan yang seharusnya mereka lakukan. Sedangkan pencemooh adalan mereka yang menertawakan Tuhan dan jalan-Nya. Menganggap Tuhan bukan sebagai penentu akhir di dalam perjalanan sejarah umat manusia.

0 komentar:
Posting Komentar